Politik Coba-Coba Ala Indonesia


            Indonesia, negara dengan sejuta kebanggaan dan keuntungan. Alam raya yang kaya akan sumber daya alam, beraneka ragam flora dan fauna, masyarakat yang pluralis dan harmonis, kaya akan budaya,  posisi geopolitik yang strategis, negara kepulauan terbesar di dunia, negara khatulistiwa yang menawan dan begitu banyak lagi julukan yang melekat erat dalan identitas yang menamakan diri Indonesia itu.
Tapi semua itu tidak sebanding lurus bila kembali ditengok kehidupan sebagian besar masyarakatnya. Masayarakat negeri ini (Indonesia, red) menyebut diri mereka bangsa yang kaya, bangga dengan semua kekayaan itu. Namun nyatanya, sampai detik ini pun masih banyak orang yang harus tidur kelaparan, masih banyak bocah yang putus sekolah dan terpaksa bekerja keras mencari uang demi melanjutkan hidup mereka, masih banyak pelacur di jalanan yang rela menjual tubuh mereka demi mendapatkan sesuap nasi. Semua kekayaan itu milik siapa atau hanyalah gambaran fatamorgana kebanggaan yang coba dibesar-besarkan sejak kecil, sejak mereka berada di bangku pendidikan. Kemiskinan, kemeralatan, tidak tersedianya pendidikan dan akses kesehatan tidak perlu terjadi bila negara ini tidak salah mengelola semua potensi kekayaan yang ada dengan arif dan benar adanya.

Negeri ini memang kaya adanya, bahkan sangat kaya. Sayangnya, sudah salah dikelola sejak awal. Pasca kemerdekaan hingga sekarang, wajah politik dalam negeri Indonesia sudah mengalami banyak perubahan, mulai dari sistem politik konforntatif ala Soekarno, sistem politik Soeharto yang terbuka pada luar negeri namun tertutup bagi kehidupan politik dalam negeri, sistem politik demokrasi dalam semangat reformasi sejak zaman Habibie, Gusdur, Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono saat ini. 

Bila ditinjau kembali, nyatanya dinamika politik di Indonesia adalah bukanlah sebuah metaformosis politik untuk menjadi lebih baik, tetapi lebih tepatnya adalah politik coba-coba, untuk mencari ideologi politik manakah yang pantas untuk diimplementasikan di Indonesia. 

Politik Indonesia seperti kehilangan arah; tidak tahu hendak kemana, berbuat apa, untuk siapa dan bagaimana merencanakan sebuah masa depan. Padahal, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bisa menjadi semangat baru dalam mengimplementasikan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju, sejahtera dan bermartabat di mata dunia. Bila setiap orang yang menjadi warga negara bangsa ini, menyadari betul tugas dan tanggung jawabnya sebagai warga negara Indonesia yang baik, maka negara ini akan semakin maju. Bila semua orang bisa terus bekerja pada koridor yang tela ditetapkan maka Indonesia dapat dengan cepat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Jika eksekutif, legislatif, yudikatif, militer dan masyarakat sipil tahu benar apa tugas dan tanggung jawab yang menjadi kewajiban mereka, maka negara ini dapat mencapai cita-citanya.
Tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta tindakan kriminal lainnya adalah salah satu bentuk dari penyimpangan terhadap tujuan dan cita-cita yang hendak digapai. Tindakan-tindakan biadab ini telah menjadi penghalang dan hambatan bagi laju pertumbuhan bangsa. Hal ini pula yang menyebabkan kehidupan Indonesia seperti bergerak ke belakang. Akibatnya terjadi efek domino yang berujung pada kemiskinan masyarakat, tindakan kriminal, hingga aksi demontran para kaum intelektual dan masyarakat. Bila sudah demikian, sering ini akan menghambat pembangunan dalam negeri.akibatnya, pembangunan menjadi terkendala dan itu jelas memberi ruang bagi pihak asing untuk ikut campur dalam problematika domestik bangsa. Bial ini terjadi, maka kedaulatan bangsa ini hilang dan kita akan dengan mudah disetir oleh asing.

opini tentang politik
Politik coba-coba Indonesia - pic by Kompas

Untuk itu, semua masyarakat Indonesia harus benar-benar paham akan tugas dan tanggung jawab masing-masing sehingga tujuan bersama sebagai sebuah bangsa yang besar dan berbudi luhur dapat tercapai. Maka dari itu, pengimplementasian semangat nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam kehidupan berpolitik dan keseharian masyarakat dapat menjadi satu kekuatan dalam memacu laju pertumbuhan bangsa Indonesia menjadi ke arah yang lebih baik. Ini juga merupakan bentuk lain dari refleksi sebagai bangsa yang besar sebagaiman terwakili dalam Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan cermina falsafah hidup bangsa Indonesia yang kokoh.

                                                                 ***
Sumber tulisan : http://www.voanews.com/indonesian/news/Denny-Indrayana-Indonesia-Masih-Mencari-Sistem-Demokrasi-yang-Pas-138802194.html


0 Response to "Politik Coba-Coba Ala Indonesia"

Posting Komentar