Sonaf Tamkesi - Catatan Kenangan Ekspedisi Timor Mahasiswa Parahyangan

    Artikel kali ini saya akan berbagi cerita kenangan dari teman-teman Arsitektur Hijau, sebuah organisasi kemahasiswaan Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan Bandung yang bergerak dibidang dokumentasi arsitektur nusantara. Artikel ini sendiri sudah dipublikasikan di forum Kaskus oleh saudara LeenAddict tetapi saya akan menceritakan kembali dengan lebih ringkas saja. 

   Terdorong oleh keinginan untuk mempelajari kekayaan arsitektur rumah-rumah tradisional di Indonesia namun masih minimnya penelitian dan dokumentasi menjadi alasan tim Arsitektur Hijau memutuskan Pulau Timor sebagai destinasi bagi ekspedisi mereka. Tim kemudian memutuskan memilih Sonaf Tamkesi (masyakat suku Dawan di Timor Tengah Utara juga sering menyebut dengan nama Sonaf Tamkes) karena terdorong rasa ingin tahu akan budaya dan arsitektur di kampung tersebut yang konon memiliki banyak pantangan adat yang terbilang ketat.

    Setelah tiba di Kupang, tim Arsitektur Hijau tidak langsung menuju ke kota Kefamenanu.Mereka masih mengunjungi Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka. Mereka juga menyempatkan memberikan buku-buku bagi anak-anak di panti tersebut. Setelah itu mereka bergerak ke Kefa dan melanjutkan perjalanan lagi ke Manufui dan Tamkesi.

Berikut adalah beberapa dokumentasi foto tim Arsitektur Hijau
Tim Arsitekur Hijau - photo by Arsitektur Hijau
Tim bersiap menuju Kefamenanu - photo by Arsitektur Hijau
Menyewa truk pasir untuk berangkat menuju Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Singgah di pasar di Kefa - photo by Arsitektur Hijau
Sonaf Tamkesi dari Google Map - photo by Arsitektur Hijau
Jalan di Manufui menuju Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Jalan di Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Sabana di Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Kawanan kuda di sabana Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
batu-batu keramat di Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Ketika berada di wilayah Sonaf Tamkesi, dilarang untuk menjatuhkan barang diatau terantuk di tempat tersebut. Hal ini merupakan pertanda buruk sehingga perlu diberitahukan bagi para tetua adat sehingga mereka meminta berkat dan perlindungan dari leluhur agar terhindar dari hal-hal buruk.

Batuan Keramat - photo by Arsitektur Hijau
Masyarakat Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Tarian menyambut tim - photo by Arsitektur Hijau
Ritual makan sirih pinang - photo by Arsitektur Hijau
Persiapan sebelum penelitian
Para lelaki di Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Para wanita Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Wanita Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Lelaki Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Bocah kecil di Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Wanita Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Mesbah Allah diantara gunung Tapenpah dan Oepuah - photo by Arsitektur Hijau
Mesbah Allah yang berbentuk batu ceper ini diletakkan diantara gunung Tapenpah dan Oepuah sebaga lambang kekuatan dan kesejahteraan. Masyarakat di Tamkesi sangat menjunjung tinggi aturan adat karena bila dilanggar maka akan berbahaya bukan saja bagi pelanggarnya tetapi juga seluruh kampung, misalnya mendatangkan bahaya kelaparan atau ken neno (petir). Masyarakat di Tamkesi juga sangat menjunjung tinggi nilai kearifan lokal dan tetap menjaga kelestarian hutan sehingga sumber air masih tetap ada untuk penduduk setempat.

Ilustrasi batu pengadilan - photo by Arsitektur Hijau
Tim di hutan kawasan Sonaf Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Kompleks benteng yang melindungi Sonaf Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Kompleks Sonaf Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Rumah penduduk di Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Kompleks Sonaf Tamkesi - - photo by Arsitektur Hijau
Hutan di kawasan Sonaf Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Lopo sebagai lumbung makanan - photo by Arsitektur Hijau
Model lopo - photo by Arsitektur Hijau
Tiang penyangga - photo by Arsitektur Hijau
Malam kebersamaan di Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Minum kekeluargaan bersama - photo by Arsitektur Hijau
Ukiran di tiang Sonaf Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Atap Sonaf Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Pemandangan sunset dari Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau

Foto bersama di Tamkesi - photo by Arsitektur Hijau
Ekspedisi Timor - photo by Arsitektur Hijau

Melihat apa yang sudah dilakukan teman-teman dari tim Arsitektur Hijau, patut diapresiasi dan diacungi jempol karena bisa melihat bagaimana para arsitektur muda ini mempelajari arsitektur tradisional masyarakat di Timor khususnya di Tamkesi, Timor Tengah Utara. Semoga apa yang sudah mereka mulai bisa menjadi sesuatu yang bermakna.

   Sebagai orang Timor dan masyarakat TTU pula, sudah saatnya pemerintah daerah TTU melihat potensi pariwisata ini dan menjadikan Tamkesi sebagai cakar budaya dalam melestarikan nilai-nilai tradisional masyarakat Timor Dawan. Terima kasih banyak tim Arsitektur Hijau Universitas Parahyangan Bandung.

Berikut adalah video trailer dari film yang mereka buat selama berada di Tamkesi.



Sumber video : Thadul

Berikut juga adalah lagu persembahan dari anak-anak Tamkesi



Sumber video : alouwRee

Special thanks to LeenAddict dan tim Arsitektur Hijau

                                                                   * * * * * * * *

Sumber artikel  Kaskus

1 Response to "Sonaf Tamkesi - Catatan Kenangan Ekspedisi Timor Mahasiswa Parahyangan "

  1. Salam kenal untuk Tim Arsitek Hijau dan teman-teman yang lain.
    saya Troy dari kupang NTT, saya mau minta bantuan teman2 dari Tim Arsitek Hijau.
    saya dan teman saya punya beberapa rencana rencana untuk promosikan kampung adat tamkesi ke dunia luar lagi klo di pulau Timor itu masih punya kampung adat dan budaya yang masih kental..
    tapi sebelum kita promosi besar-besaran, kita pengen menata ulang (tidak merubah bentuk asli, cuma mau menata biar terlihat rapi tapi masih alami).
    adapun beberapa hal yg gak bisa saya sampaikan disini.
    klo teman-teman dari tim arsitek Hijau bersedia membantu, bisa kontak saya di FB _ Troy Mengi Tiga
    Terima Kasih sebelum dan sesudahnya...

    BalasHapus