Peran Perbankan dan Koperasi Dalam Meningkatkan Pembangunan UMKM Indonesia di Tengah Kompetisi Pasar Bebas

Pasca berakhirnya Perang Dingin telah terjadi pergeseran isu maupun aktor dalam hubungan internasional. Dinamika politik internasional tidak lagi didominasi isu tradisional seperti keamanan militer tetapi telah berkembang lebih luas mencakup isu-isu non-tradisional yang meliputi isu politik, ekonomi, lingkungan hidup, dan gender. 

Isu ekonomi merupakan salah satu isu penting yang mendapatkan perhatian serius negara-negara di dunia setelah berakhirnya Perang Dingin. Perkembangan dunia yang kian pesat dan semakin kuatnya pengaruh globalisasi dalam tatanan dunia internasional telah ikut mempengaruhi kebijakan setiap negara untuk mampu membangun kehidupan ekonominya. Setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang berjuang membangun kehidupan perekonomian. Mengingat pentingnya meningkatkan perekonomian dalam negeri, negara-negara kemudian menerapkan kebijakan untuk mengintegrasikan pasar domestik ke dalam kompetisi pasar bebas. Pasar bebas menjadi bagian dari kebijakan liberalisasi pasar dengan tujuan agar tercipta kerjasama global antarnegara di dunia dalam sektor perdagangan yang tentunya juga merupakan perdagangan bebas.    
 
Perekonomian Indonesia dan Pasar Bebas

Perdagangan bebas merupakan salah satu bagian dari globalisasi ekonomi dan konsep pasar bebas itu sendiri. Sejatinya perdagangan bebas menciptakan ruang kompetisi bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Hanya mereka (industri) yang mampu bersaing dalam pasar global yang kompetitiflah yang dapat bertahan dan terus maju. 

Sebagai salah satu negara berkembang, perekonomian Indonesia juga tidak luput dari terpaan arus perdagangan bebas tersebut. ACFTA (ASEAN-China Free Trade Agreement) merupakan kenyataan bahwa Indonesia kini tengah berada dalam pusaran liberalisasi pasar tersebut. Ibarat pedang bermata dua, kehadiran ACFTA di Indonesia memiliki dua sisi yakni sisi positif dan negatif. Pada satu sisi, kemitraan pasar bebas antara Indonesia dan China dalam wadah ACFTA memberikan keuntungan bagi konsumen di Indonesia dengan produk yang beragam dan tentu terjangkau harganya. Namun disisi lain, kehadiran pasar bebas ini justru mematikan industri kecil dan menengah di Indonesia karena kalah bersaing dalam pasar domestik. Untuk itu, Indonesi perlu berbenah dalam memajukan pertumbuhan sektor industri dalam negeri sehingga dapat bersaing di tingkat lokal dan global.

Peran Perbankan dan Koperasi Dalam Meningkatkan UMKM Indonesia di Tengah Kompetisi Pasar Bebas

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa Indonesia perlu membangun sektor industri dalam negerinya menjadi lebih baik di tengah persaingan dalam perdagangan bebas. Terlepas dari dampak negatif dan positif dari perdagangan bebas yang kini semakin meluas, sebagai negara besar, Indonesia harus segera membenah sektor industri dalam negerinya sehingga dapat bersaing secara sehat baik di pasar domestik maupun pasar internasional. Pasar bebas harus dapat menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia dalam memantapkan pembangunan perekonomian nasional yang berkelanjutan. 

 Berkaca dari berbagai pengalaman selama ini, industri kecil atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Indonesia yang paling banyak kehilangan ruang di pasar domestik pasca membanjirnya produk-produk Cina. Untuk itu, baik pemerintah maupun swasta dan segenap masyarakat bertanggungjawab dalam memajukan tingkat pertumbuhan UKM di Indonesia sehingga dapat mandiri dan berdaya saing di tingkat global.

Sebagai salah satu basis kekuatan perekonomian Indonesia, keberadaan UKM harus terus ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kendati demikian, ada banyak kendala yang dihadapi industri kecil di Indonesia dalam mengembangkan bisnis di dunia usaha. Kendala yang sering ditemukan di lapangan yakni meliputi kendala modal, pengetahuan masyarakat mengenai pasar, ketrampilan, tenaga kerja terampil yang minim, kendala distribusi hingga pemasaran produk.

Berkaitan dengan modal atau dana yang dibutuhkan dalam menumbuhkan sektor industri dalam negeri, untuk saat ini para wirausahawan tidak perlu khawatir karena sudah ada kemudahan yang diberikan beberapa bank di Indonesia melalui KUR atau Kredit Usaha Rakyat. Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan dua dari sekian banyak bank nasional di Indonesia yang telah menerapkan kebijakan KUR bagi para wirausahawan. Sebagai bank yang bertanggungjawab terhadap kemajuan perekonomian Indonesia, baik BRI maupun BNI terus berupaya memberikan kemudahan modal bagi wirausahawan Indonesia sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan sektor industri Indonesia. BRI contohnya, sebagai pelopor pemberi KUR bagi masyarakat Indonesia sejak tahun 2007, hingga saat ini telah berhasil memberikan KUR kepada 5,4 juta orang (5.492.760 nasabah) baik kepada nasabah ritel maupun mikro.[1]
 
Sebagai salah satu bank kebanggan masyarakat Indonesia, BNI juga ikut  mendukung pemberdayaan usaha kecil di berbagai daerah di Indonesia. Hingga akhir Maret 2011 silam, total penyaluran KUR BNI telah mencapai Rp 3,75 triliun yang disalurkan kepada 32.963 debitur.[2] Selama triwulan I 2011 ini, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 587,2 miliar kepada 5.139 debitur baru. Tahun 2011, BNI menargetkan pertumbuhan penyaluran KUR sebesar Rp 2,5 triliun.[3] Memasuki Februari 2012, BNI telah berhasil menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp7,06 triliun kepada 88.172 debitur.[4] Sedangkan di bulan Maret 2012 telah meningkat mencapai 88.172 debitor yang memperoleh KUR BNI.[5]
 
Selain itu, KUR yang diberikan BNI memiliki beberapa keunggulan mulai dengan persyaratan yang mudah, proses yang cepat, suku bunga bersaing dalam jangka waktu 5 tahun dan besar dana mencapai Rp 500 juta. Bahkan untuk para wirausahawan dapat diberikan bantuan modal hingga Rp 1 miliar. Semua ini dilakukan guna memberikan suntikan modal bagi perkembangan industri dalam negeri sehingga mampu berdaya saing dan terus tumbuh.

Selain BRI dan BNI yang terus giat memberikan KUR bagi para pelaku bisnis di sektor industri kecil, tidak ketinggalan juga beberapa BPD (Bank Pembangunan Daerah) yang ikut memberikan bantuan KUR. Tercatat pada awal tahun 2012 ini telah ada 13 BPD di seluruh Indonesia yang bergabung dalam kelompok perbankan lain yang menyalurkan KUR bagi sektor industri tanah air.[6] Ini menambah jumlah perbankan pemberi KUR di Indonesia menjadi 26 bank.[7] Keterlibatan BPD dalam menyalurkan dana KUR tentu memberi harapan baru bagi perekonomian Indonesia. Jelas peran serta BPD ini selaras dengan semangat BPD sebagai aset berharga dan pengawal pembangunan daerah secara berkelanjutan.

Tentu peran berbagai bank dalam menghidupkan sektor UMKM di Indonesia memberikan angin segar perubahan bagi perekonomian bangsa. bayangkan bila semua sektor UMKM Indonesia didanai perbankan, tentu akan semakin banyak wirausaha muda yang berani terjun dalam dunia bisnis dan mampu menyerap tenaga kerja. Ini menunjukkan peran vital perbankan di Indonesia sebagai partner masyarakat dan negara dalam membangun perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. 

Selain peran penting perbankan dalam menumbuhkan pembangunan ekonomi Indonesia, salah satu aspek penting yang tidak boleh dilupakan adalah koperasi. Sejak dahulu peran koperasi dalam dinamika perekonomian Indonesia memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sejak pertama kali dikenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896 dan terus dikampanyekan oleh Muhammad Hatta, sejatinya koperasi telah juga telah menjadi mitra pembangunan Indonesia. Keberadaan koperasi ini sejalan dengan spirit kekeluargaan bangsa Indonesia sehingga dapat dengan mudah diterima di kalangan masyarakat baik kelas atas maupun bawah. 

Menyadari peran koperasi yang sangat besar dalam dunia bisnis, maka perlu pula mengembangkan koperasi sebagai bagian penting dari kegiatan usaha UMKM di Indonesia. Koperasi dapat menjadi media bagi pemasaran produk-produk yang telah dihasilkan. Melalu koperasi, UMKM dapat memiliki pasar, terorganisir dan tentunya mampu bersaing dalam pasar domestik maupun internasional. Melalui mekanisme koperasi yang sistematis, produk UMKM dapat dipasarkan di berbagai wilayah di tanah air dan bila perlu diekspor ke luar negeri. Jadi, keberadaan UMKM di sini sebagai media pemasaran bagi produk UMKM sehingga bisnis UMKM memiliki pasar yang jelas, terkoordinir sehingga tidak dengan mudah dipermainkan para rentenir pasar dan tentunya memiliki laporan pertanggungjawaban yang juga sangat jelas. Keberadaan koperasi menjawab permasalahn pemasaran dan distribusi produk yang dihasilkan UMKM Indonesia.

Peran perbankan bagi UMKM
Batik dengan motif FC Barcelona, perpaduan antara kekayaan lokal dan minat pasar global - pic by shop.melesat.com

Selain bertanggungjawab dalam meningkatkan nilai keuntungan industri, koperasi juga harus bertanggungjawab dalam memberikan sosialiasasi dan pendidikan. Pendidikan ini dapat meliputi pendidikan softskill berkaitan dengan manajemen yang baik dan bersih, ketrampilan, kreatifitas dan inovasi produk serta kemampuan bernegosiasi dalam bisnis. Dengan demikian dapat meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki industri dalam negeri. Semakin meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki para pelaku UMKM maka akan dapat pula meningkatkan produktifitas dan keuntungan perusahaan. 

  Hal ini bisa dilakukan dengan memadukan kekayaan lokal dengan kemajuan di tingkat global. Sebagai contoh yakni kemampuan industri batik di Yogyakarta dan beberapa daerah di Indonesia yang berhasil menciptakan batik dengan motif lambang beberapa klub sepak bola elit di dunia. Batik motif baru ini sangat digemari anak-anak muda yang sebelumnya tidak begitu menyukai batik. Ini merupakan perpaduan antara budaya Indonesia dengan selera masyarakat global saat ini yang sangat menyukai sepak bola. Jelas ini merupakan sebuah keberhasilan dalam inobasi batik Dengan kemampuan dalam membaca peluang dan ketrampilan dalam produksi tentu akan berdampak pula pada kemajuan usaha UMKM.

Media Internet Sebagai Mitra Pemasaran Produk UMKM

Tidak hanya melalui koperasi sebagai media pemasaran. Para pelaku bisnis UMKM dapat memandaatkan teknologi interet saat ini untuk melakukan pemasaran barang. Ada banyak fasilitas gratis yang disediakan media internet sehingga dapat memudahkan dalam pemasaran produk UMKM Indonesia. Salah satunya adalah blog dan media sosial seperti Facebook dan Twitter. Kian meningkatnya bisnis online ini tentu merupakan sebuah peluang bagi para wirausaha untuk dapat menarik hati para pembeli di dunia maya. Untuk itu, ketrampilan dalam mengelola dan memanfaatkan teknologi internet khususnya blog memang perlu ditingkatkan. Media internet ini jelas akan sangat membantu. Para pebisnis UMKM tidak perlu lagi repot mencari pembeli dalam pasar nyata, tetapi cukup dengan memuatnya dalam sebuah blog yang dirancang semenarik mungkin, maka akan mudah menarik banyak pembeli. Konsep bisnis online ini memang sekarang sangat digemari. Selain hemat waktu, hemat tempat, bisnis ini juga tentunya dapat meningkatkan wilayah pasar produk UMKM bukan saja di dalam negeri tetapi juga hingga mancanegara. 


Perkembangan koperasi di Indonesia
Para perajin gerabah (pic by tripholiday.net)


Melalu media internet pula, para pelaku bisnis UMKM dapat mengetahui selera atau minat pembeli sehingga dapat menghasilkan produk-produk kreatif sesuai keinginan pembelinya. Disisi lain, media internet dapat menjadi mitra bagi pebisnis dalam memantau dinamika pasar internasional, naik turun kurs mata uang dan tempat-tempat pemasaran baru. 

Tentu semua kemudahan yang ada sekarang ini harus mampu meningkatkan sikap optimisme para pelaku UMKM dalam menghadapi pasar bebas saat ini. Pasar bebas harus bisa dilihat sebagai sebuah peluang dan tantangan dalam memacu pembangunan sektor industri dalam negeri menjadi lebih baik. Sikap optimisme sebagai bangsa akan ikut mendorong tercapainya kesuksesan. 

Semua itu akan berjalan sesuai harapan bila dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Dengan mampu memanfaatkan dana KUR yang diberikan pihak perbankan, memanfaatkan koperasi dan media internet dalam memasarkan produk, jelas akan memberikan peluang besar bagi UMKM dalam bersaing. Dengan kemajuan UMKM dalam negeri tentu akan mendorong pula penyerapan tenaga kerja, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan akhirnya ikut pula meningkatkan perekonomian nasional Indonesia. Untuk itu, mari bersama kita manfaatkan sebaik mungkin semua kemudahan yang ada ini guna memajukan pembangunan Indonesia yang lebih baik.


Tulisan ini pernah menjadi juara III kompetisi esai blog mengenai Koperasi dan UMKM yang diselenggarakan oleh UPN "Veteran" Yogyakarta.



[1] “Sebanyak 5,4 Juta Orang Diguyur KUR BRI”, dalam http://www.bri.co.id/brinews/3, diakses pada tanggal 29 Juni 2012.
[2] “Selama Triwulan I 2011, Debitur KUR BNI Bertambah 5.139 Debitur”, dalam http://www.bni.co.id/BeritaBNI/BeritaBNI/tabid/329/articleType/ArticleView/articleId/38/language/id-ID/Selama-Triwulan-I-2011-Debitur-KUR-BNI-Bertambah-5139-Debitur.aspx, diakses pada tanggal 29 Juni 2012.
[3] Ibid,.
[4] “Penyaluran KUR BNI Capai 7,06 Triliun”, dalam http://www.antaranews.com/berita/300418/penyaluran-kur-bni-capai-rp706-triliun, diakses pada tanggal 29 Juni 2012.
[5] “88.172 Debitur Dapat KUR Dari BNI”, dalam http://www.sindonews.com/read/2012/03/08/452/589405/88-172-debitor-dapat-kur-dari-bni, diakses pada tanggal 29 Juni 2012.
[6] “Ekspansi KUR : 13 BPD Ikut Bergabung”, dalam http://www.bisnis.com/articles/ekspansi-kur-13-bpd-ikut-bergabung, diakses pada tanggal 29 Juni 2012.
[7] Ibid,.

0 Response to "Peran Perbankan dan Koperasi Dalam Meningkatkan Pembangunan UMKM Indonesia di Tengah Kompetisi Pasar Bebas"

Posting Komentar